Tujuan Muhammadiyah adalah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia juga memiliki banyak organisasi Islam. Dua organisasi terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi masyarakat Islam yang sering terdengar di kalangan masyarakat. Kedua organisasi ini tentunya ada untuk membantu pengaturan berbagai hal yang berkaitan dengan peribadahan di masyarakat.
Tujuan Muhammadiyah juga mencakup berbagai hal untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dengan begitu, seluruh masyarakat muslim di Indonesia dapat menjalankan ajaran Islam yang sesungguhnya sesuai dengan syariat. Terutama syariat islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menjadi tauladan.
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa arab, dari kata “Muhammad“ yaitu nama Nabi dan Rasul Allah terakhir. Muhammad itu sendiri berarti: yang terpuji. Kemudian mendapatkan tambahan “yah”, yang berfungsi menjeniskan atau membangsakan atau bermakna pengikut. Jadi Muhammadiyah adalah kelompok Pengikut Nabi Muhammad SAW.
Berikut admin MPI Asahan rangkum dari berbagai sumber, tentang tujuan Muhammadiyah.
Sejarah Muhammadiyah
Sebelum mengenali tujuan Muhammadiyah, kamu perlu mengetahui sejarahnya terlebih dahulu. Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwisy atau yang lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912. Hal ini dilakukannya sebagai tanggapan terhadap berbagai saran dari sahabat dan murud-muridnya untuk mendirikan sebuah lembaga yang bersifat permanen..
Secara umum faktor pendorong kelahiran Muhammadiyah bermula dari beberapa kegelisahan dan keprihatinan sosial religius dan moral. Kegelisahan sosial ini terjadi disebabkan oleh suasana kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan umat kala itu.
Kegelisahan religius muncul karena melihat praktik keagamaan yang mekanistik tanpa terlihat kaitannya dengan perilaku sosial dan positif di samping syarat dengan tahayul Sedangkan kegelisahan moral disebabkan oleh kaburnya batas antara baik dan buruk, serta pantas dan tidak pantas.
Dalam hal ini, KH Ahmad Dahlan menyadari banyaknya masyarakat Indonesia yang menganut Islam dengan berbagai macam pengaruh mistik. Ketidakmurnian ajaran Islam ini memang merupakan dampak dari adaptasi yang tidak tuntas di masyarakat, yaitu antara tradisi Islam dengan tradisi lokal yang kental dengan paham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam perkembangannya, prinsip-prinsip ajaran Islam di masyarakat banyak bersifat musyrik.
Selain itu, paham individualisme, liberalisme, rasionalisme, hingga sekulerisme dari masa kolonial juga menjadi faktor lain berdirinya Muhammadiyah. Oleh kareana itu, mengenali tujuan Muhammadiyah sangat penting agar kamu memahami fungsi adanya organisasi ini untuk kemajuan negara Indonesia serta visi misinya.
Tujuan Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Tujuan Muhammadiyah dijelaskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III pasal 6 (enam), sebagai berikut:
“Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”
Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif dan toleran, solid dan peduli sesama.
Selain itu, tujuan Muhammadiyah ini juga mempunyai makna kesadaran mengemban amanah sebagai wakil Allah SWT di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan, kenyamanan dan keharmonisan. Serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan untuk kemudian meminta maaf, sehingga terhindar dari dosa dan durhaka yang berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
Pada masa berdirinya, sebagai sebuah organisasi yang berasaskan agama Islam, tujuan Muhammadiyah yang paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun kegiatan sosial. Selain itu tujuan Muhammadiyah juga untuk meluruskan keyakinan yang menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai bid`ah.
Organisasi ini juga memunculkan praktek-praktek ibadah yang hampir belum pernah dikenal sebelumnya oleh masyarakat, seperti shalat hari raya di lapangan, mengkoordinir pembagian zakat dan sebagainya.
Untuk mencapai tujuannya, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabligh di mana membicarakan Islam, mendirikan lembaga wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-surat kabar dan majalah.
Visi dan Misi Muhammadiyah
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berpedoman pada Alquran dan as-sunnah. Dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang.
Sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah SWT dalam kehidupan di dunia ini.
Untuk mencapai visi organisasi, Muhammadiyah menetapkan beberapa misi yang bisa menjadi sarana dan media yang bisa dilakukan. Misi organisasi Muhammadiyah adalah sebagai berikut :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
2. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto.
Perkembangan Muhammadiyah
Wilayah organisasi Muhammadiyah mulai berkembang pada tahun 1917 setelah Budi Utomo mengadakan kongres di Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan sebagai tuan rumah mampu memesona peserta kongres melalui pidatonya. Dalam kongres itu banyak permintaan untuk mendirikan cabang Muhammadiyah di Jawa, pengurus Muhammadiyah menyikapinya dengan menerima permintaan dari beberapa daerah untuk mendirikan cabang-cabangnya.
Pada tahun 1920 ketika wilayah operasi Muhammadiyah sudah meliputi seluruh pulau Jawa dan pada tahun berikutnya (1921), Muhammadiyah mulai berkembang ke seluruh wilayah Indonesia. Sejak saat itu, Muhammadiyah mulai menampakkan pengaruh yang cukup kuat di Indonesia.
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan, Muhammadiyah tidak hanya menangani masalah-masalah pendidikan saja, tetapi juga melayani berbagai usaha pelayanan masyarakat seperti kesehatan, pemberian hukum (fatwa), panti asuhan, penyuluhan dan lain-lain. Ini terbukti dengan berdirinya banyak sekolah, rumah sakit, masjid, rumah yatim, rumah miskin, rumah jompo dan lain sebagainya.
Dalam keorganisasian Muhammadiyah sendiri, banyak pula berdiri majelis, lembaga serta organisasi otonom yang menangani masalah-masalah keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
0 Commentar:
Posting Komentar
Dilarang Komentar berbaur Ponografi