Perubahan KAI Dulu dan Kinimana yang lebih keren?
Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang kini banyak diminati oleh para pelancong. Selain lebih cepat dan efisien, kereta api juga dinilai lebih nyaman dan terjangkau dibanding alat transportasi lainnya. Apalagi kini kereta api di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan. Dari mulai sistem pembelian tiket, pelayanan selama di perjalanan dan juga di stasiun.
Jika menilik ke belakang, perubahan kereta api di Indonesia yang dulu dan sekarang memang sudah signifikan. Berikut di antaranya:
1. Jalur lintasan aktif kereta api dulu ternyata jauh lebih panjang
Pada masa penjajahan Jepang dan Belanda jalur lintasan kereta api secara total mencapai sekitar 8.159 km. Lintasan ini berada di Jawa dan Sumatera. Hampir seluruh lintasan ini dulunya aktif digunakan, baik untuk angkutan barang maupun penumpang.
Namun saat ini sudah banyak lintasan yang non aktif, bahkan mencapai tak kurang dari 3.343 km. Dari panjang lintasan non aktif tersebut, 2.140 km di antaranya tersebar mulai Banten hingga Pulau Madura. Alasan penonaktifan jalur adalah karena adanya bencana yang membuat jalur rel rusak. Sebagian ada juga yang dinonaktifkan karena memang kalah pamor dengan moda transportasi darat yang lain.
2. Penumpang jaman dulu dikenal dengan sebutan “bonek”, beda jauh dengan penumpang jaman sekarang
Jika dulu para penumpang kereta harus rela duduk di atap gerbong sampai menggantung di jendela, maka beda jauh dengan yang Kamu alami sekarang. Penumpang kereta jaman dulu kerap dijuluki “bonek” atau bondo nekat karena keberanian dan kenekatannya tersebut.
Penumpang kereta jaman sekarang sudah bisa duduk nyaman tanpa harus merasakan desak-desakan. Ini karena peraturan baru yang mewajibkan setiap penumpang wajib mendapat kursi. Kamu harus bersyukur, karena kini kereta api makin nyaman untuk pergi liburan jarak jauh.
3. Beli tiket kereta api dulu vs kini
Dulu sekitar tahu 90-an, penumpang yang ingin naik kereta api harus rela antri berdesak-desakancsaat hari-h keberangkatan. Kamu juga akan dengan mudah menemukan calo di sekitaran stasiun. Mereka biasanya menjual tiket dengan harga lebih tinggi pada calon penumpang yang malas mengantri.
Beda dengan sistem pembelian tiket saat ini. Kamu bisa membeli tiket jauh hari bahkan saat H-90 keberangkatan. Itupun Kamu bisa memesan secara online lewah aplikasi atau biro partner PT. KAI seperti OTA, minimarket dll. Bahkan kini Kamu bisa pesan tiket H-3 jam sebelum keberangkatan lewat KAI Access. Beli tiket makin mudah dan bebas dari calo.ÀQ
4. Pedagang asongan dalam kereta jaman dulu dan pramugari kereta masa kini
Sekitar tahun 80-an hingga 90-an pedagang asongan masih bebas menjajakan barang dagangan mereka di dalam kereta sepanjang perjalanan. Bahkan tak hanya satu atau dua, puluhan pedangan asongan dan pengamen dengan leluasa melenggang di tengah padatnya tumpukan penumpang.
Sekarang Kamu tak akan lagi menemukan pedagang asongan maupun pengamen di dalam kereta. Tugas mereka tergantikan dengan kehadiran pramugari dan pramugara kereta yang siap melayani kebutuhanmu. Mulai dari makanan, minuman, selimut hingga bantal pun ada.
5. Lokomotif uap vs lokomotif mesin
Saat klakson kereta dinyalakan dengan bunyi ngoooookkkk, maka tak lama akan keluar kepulan asap hitam pekat di bagian lokomotif kereta. Ini cerita lama saat Indonesia masih menggunakan lokomotif uap.
Saat ini kereta api di Indonesia tak lagi menggunakan lokomotif uap. Namun mayoritas sudah beralih ke lokomotif mesin diesel dan sebagian kecil mesin listrik. Lokomotif uap saat ini hanya dioperasikan sebagai wisata sekaligus edukasi. Misalnya di Museum Kereta Api Ambarawa, di sini Kamu bisa ikut tur dengan menaiki kereta loko uap.
Nah selain perubahan di atas, tentunya masih banyak lagi perubahan wajah dan juga layanan kereta api jaman dulu dan masa kini. Dan pastinya ke depan pun akan makin banyak perubahan yang dilakukan PT. KAI. Semoga transportasi di Indonesia khususnya makin maju, jadi liburan ke manapun bisa menggunakan kereta. Liputan Rizqi Y